Profil Desa Bongkok
Ketahui informasi secara rinci Desa Bongkok mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Bongkok, Kecamatan Kramat, Tegal, pusat perikanan dan ikon kuliner Kupat Bongkok. Temukan bagaimana desa pesisir ini bertransformasi melalui inovasi ekonomi digital, pemberdayaan UMKM, dan penguatan tradisi bahari untuk kesejahteraan masyaraka
-
Pusat Ekonomi Bahari
Desa Bongkok merupakan pusat kegiatan perikanan tangkap dan industri pengolahan ikan yang menjadi motor penggerak utama ekonomi lokal
-
Asal Muasal Ikon Kuliner
Desa ini ialah tempat kelahiran "Kupat Bongkok", sebuah warisan kuliner legendaris khas Tegal yang memiliki potensi besar sebagai daya tarik wisata gastronomi
-
Inovasi dan Pembangunan Aktif
Pemerintah desa secara proaktif menginisiasi program modernisasi ekonomi, seperti pembentukan koperasi digital dan rencana strategis "rebranding" potensi kuliner, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Terletak di pesisir utara Jawa, Desa Bongkok di Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, menampilkan wajah dinamis sebuah perkampungan bahari. Jauh dari citra desa nelayan yang stagnan, Bongkok kini berdenyut kencang dengan semangat inovasi, mengoptimalkan potensi maritimnya yang kaya seraya merangkul era digital. Dengan ikon kuliner "Kupat Bongkok" yang legendaris sebagai ujung tombak, pemerintah dan masyarakat desa bersinergi mendorong transformasi ekonomi dan memperkuat identitas budaya mereka di panggung regional.
Desa ini secara geografis menjadi gerbang pesisir di Kecamatan Kramat. Sebelah utara berbatasan langsung dengan Laut Jawa, sumber kehidupan utama masyarakatnya. Di sebelah selatan, desa ini bertetangga dengan Desa Babakan. Sementara itu, batas baratnya bersinggungan dengan Desa Munjung Agung dan Desa Kemantran dan di sebelah timur berbatasan dengan Desa Kertayasa. Menurut data dari pemerintah desa, luas wilayah Desa Bongkok tercatat sekitar 223,106 hektare. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tegal tahun 2023, terdapat 2.177 kepala keluarga yang bermukim di desa ini, terdiri dari 1.849 kepala keluarga laki-laki dan 328 kepala keluarga perempuan, menunjukkan komunitas yang padat dan hidup.
Pemerintahan Desa Bongkok, di bawah kepemimpinan Kepala Desa Ofi Doni Andreanto, S.Tr.Kes., menunjukkan komitmen kuat terhadap pembangunan yang transparan dan berbasis teknologi. Visi ini diwujudkan melalui berbagai program strategis yang tidak hanya fokus pada infrastruktur fisik, tetapi juga pada pemberdayaan sumber daya manusia dan penguatan kelembagaan ekonomi lokal.
Kekuatan Ekonomi dari Laut dan Darat
Perekonomian Desa Bongkok berakar kuat pada sektor perikanan. Sebagai desa pesisir, sebagian besar penduduk, terutama kaum pria, menggantungkan hidupnya dari hasil laut. Aktivitas nelayan menjadi pemandangan sehari-hari, di mana perahu-perahu tradisional hingga modern melaut untuk menangkap berbagai jenis ikan yang melimpah di perairan utara Jawa. Hasil tangkapan utama mencakup berbagai jenis ikan yang kemudian didistribusikan ke pasar-pasar lokal maupun diolah lebih lanjut untuk meningkatkan nilai jual.
Industri pengolahan ikan menjadi tulang punggung ekonomi turunan yang signifikan. Di tangan-tangan terampil warga, terutama para ibu rumah tangga, hasil laut diolah menjadi produk bernilai tambah seperti ikan asin, ikan asap, dan terasi. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di bidang ini tumbuh subur, menciptakan lapangan kerja dan memberikan kontribusi penting bagi pendapatan keluarga. Produk olahan ikan dari Bongkok tidak hanya memenuhi kebutuhan pasar di Tegal, tetapi juga merambah ke daerah-daerah sekitarnya, dikenal karena kualitas dan cita rasanya yang khas.
Sejalan dengan semangat zaman, Desa Bongkok kini melangkah lebih jauh dengan pembentukan lembaga ekonomi formal. Pada 8 Mei 2025, Pemerintah Desa Bongkok menggelar musyawarah desa khusus yang bersejarah, yaitu pembentukan "Koperasi Desa Merah Putih". Inisiatif yang merupakan bagian dari program nasional ini bertujuan untuk memperkuat ekonomi kerakyatan, menekan inflasi di tingkat desa, dan meningkatkan kesejahteraan anggota. Koperasi ini diharapkan dapat menjadi wadah bagi para nelayan, pengolah ikan, dan pelaku UMKM lainnya untuk mendapatkan akses permodalan, pemasaran yang lebih luas, dan pengelolaan usaha yang lebih profesional.
"Pemerintah Desa Bongkok berkomitmen untuk membangun desa yang digital, berkembang maju, dan sejahtera. Kami yakin bahwa dengan memanfaatkan teknologi dan tata kelola yang baik serta mudah diakses oleh masyarakat desa, desa kami dapat mencapai potensi penuhnya," d
Kupat Bongkok: Ikon Kuliner yang Melegenda dan Visi Masa Depan
Jika ada satu hal yang membuat nama Desa Bongkok bergema jauh melampaui batas Tegal, itu adalah "Kupat Bongkok". Kuliner khas ini bukan sekadar makanan, melainkan sebuah identitas budaya dan warisan leluhur yang terus dijaga. Keunikan Kupat Bongkok terletak pada perpaduan lontong yang disajikan dengan siraman kuah kari tempe semangit (tempe yang difermentasi lebih lama), tauge rebus, dan sambal goreng yang terbuat dari kerupuk mi. Cita rasanya yang gurih, pedas, dengan aroma khas tempe semangit, menciptakan sensasi kuliner yang tidak terlupakan.
Meskipun berasal dari Desa Bongkok, popularitasnya justru meledak di pusat Kota Tegal, di mana banyak penjualnya merupakan warga asli Bongkok yang merantau. Keberhasilan ini menjadi bukti nyata potensi ekonomi kreatif yang dimiliki desa. Menyadari nilai strategis ini, Pemerintah Desa Bongkok tidak tinggal diam. Melalui sebuah inisiatif ambisius, desa ini telah menyusun "Presentasi Proposal Desa Bangga Budaya 2025" dengan judul "Rebranding Kupat Bongkok Menuju Desa Kuliner".
Program ini menandakan visi besar untuk tidak hanya melestarikan, tetapi juga mengangkat citra Kupat Bongkok ke level yang lebih tinggi. Rencana ini diperkirakan mencakup standardisasi resep, peningkatan higienitas produksi, pengembangan kemasan yang modern, serta strategi pemasaran digital yang lebih agresif. Tujuannya ialah menjadikan Desa Bongkok sebagai destinasi wisata kuliner utama, di mana pengunjung dapat menikmati Kupat Bongkok otentik langsung dari sumbernya, sekaligus menyaksikan proses pembuatannya dan berinteraksi dengan para pelaku usahanya. Inisiatif ini berpotensi besar membuka peluang ekonomi baru, mulai dari wisata gastronomi, penjualan oleh-oleh, hingga homestay.
Tradisi dan Budaya: Merawat Jiwa Komunitas Pesisir
Kehidupan masyarakat Desa Bongkok tidak lepas dari nilai-nilai tradisi yang diwariskan secara turun-temurun. Sebagai komunitas nelayan yang sangat bergantung pada kemurahan laut, upacara "Sedekah Laut" atau yang sering disebut "Nadran" menjadi salah satu ritual budaya terpenting. Meskipun seringkali perayaan besar dipusatkan di desa tetangga seperti Munjungagung atau Suradadi, partisipasi dan semangat masyarakat Bongkok dalam tradisi ini sangat kental.
Tradisi ini merupakan wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rezeki hasil laut yang melimpah sepanjang tahun. Selain itu, ritual ini juga menjadi ajang doa bersama, memohon keselamatan dan keberkahan untuk musim melaut berikutnya. Prosesi larung sesaji, yang biasanya berisi kepala kerbau, aneka hasil bumi, dan jajanan pasar, menjadi puncak acara yang sarat makna filosofis tentang harmoni antara manusia dan alam. Keterlibatan seorang dalang wayang golek dari Desa Bongkok, Ki Tobat Surono, dalam salah satu perayaan Sedekah Laut di desa tetangga, menunjukkan bahwa Bongkok bukan hanya partisipan, tetapi juga penjaga dan pelaku aktif kesenian yang menyertai tradisi bahari ini.
Di samping tradisi besar, nilai-nilai kegotongroyongan juga tercermin dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan. Pembangunan infrastruktur seperti pengecoran jalan gang, program bank sampah yang diikuti oleh karang taruna, serta penyaluran bantuan langsung tunai (BLT) menjadi bukti nyata dari soliditas sosial yang terus terpelihara. Desa Bongkok juga memiliki situs-situs yang dihormati, seperti makam Mbah Suta Braja di Dusun Bakan Jati, yang menjadi pengingat akan sejarah dan para leluhur yang telah berjasa bagi desa.
Arah Pembangunan: Menuju Desa Maju dan Sejahtera
Pemerintah Desa Bongkok secara aktif menjalankan roda pembangunan yang berorientasi pada kebutuhan riil masyarakat. Galeri kegiatan yang dirilis secara berkala menunjukkan alokasi dana desa yang tepat sasaran, seperti pembangunan Rabat Beton di RT 06 RW 03 dan program Padat Karya Tunai yang melibatkan warga setempat. Pelatihan pengelolaan bank sampah bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Tegal untuk para pemuda karang taruna merupakan langkah progresif untuk menanamkan kesadaran lingkungan sekaligus membuka potensi ekonomi dari pengelolaan limbah.
Musyawarah Desa (Musdes) yang rutin digelar menjadi platform utama dalam perencanaan pembangunan partisipatif. Pada 3 Juli 2024, pemerintah desa bersama para tokoh masyarakat membahas program dan perencanaan untuk tahun 2025, memastikan setiap kebijakan yang diambil selaras dengan aspirasi warga.
Dengan perpaduan antara kekuatan ekonomi maritim, ikon kuliner yang kuat, kekayaan tradisi budaya, dan visi pembangunan yang modern, Desa Bongkok, Kecamatan Kramat, berada di jalur yang tepat untuk menjadi model desa pesisir yang tangguh dan sejahtera. Upaya "Rebranding Kupat Bongkok" dan digitalisasi melalui koperasi desa menjadi dua pilar utama yang akan menopang transformasi ini, membuktikan bahwa denyut nadi kehidupan di pesisir utara Tegal ini akan terus berdetak semakin kencang di masa depan.
